12/04/2015

The World Is A Book

Siapa sih, yang tidak suka membaca? Kalau tidak suka membaca ya masalah lo! *galak*
Membaca adalah salah satu kegiatan favorit saya.

Awal mula ketertarikan saya dengan membaca mungkin karena dari kecil saya dicekoki Bapak dengan buku-buku (dan juga komik), mulai dari karangannya Enid Blyton, Kumpulan Cerpen-nya Bobo, Misteri Nenek Kunci karangan Yuusuke Teshima (baca buku ini bikin ngiler karena si Nenek suka masak) dan serial Lupus. Saya juga pernah dibelikan Bapak buku Animorph, itu lho yang cover-nya manusia bertransformasi jadi hewan-hewan aneh. Tapi karena menurut saya ceritanya tidak menarik, akhirnya Bapak tidak membelikan buku itu lagi (kasihan juga Bapak sudah mbeliin nggak dibaca, maafkeun).

Beranjak SMP saya mengenal novel-novel teenlit yang super cheesy dan bayangkan buku-buku itu ada di perpustakaan sekolah saya. Pokoknya waktu itu teenlit is da bomb. Pengarang novel teenlit yang saya suka waktu itu adalah Meg Cabot. Waktu SMP saya juga suka membaca Goosebumps.

SMA saya diperkenalkan dengan karya sastra. Waktu itu saya diperkenalkan teman dengan buku-bukunya Djenar Maesa Ayu yang sebagian besar bercerita tentang seorang perempuan yang kuat.

Sampai sekarang sudah tidak tahu berapa banyak buku yang saya baca. Namun dari buku-buku itu tentu saya punya favorit. Beberapa buku di bawah adalah buku favorit saya yang pernah saya baca (in not particular order):

Eat, Pray, Love
Buku ini menceritakan pengalaman seorang wanita keliling dunia to eat, to pray, and to find love. Di Di Itali, Liz menyibukkan diri dengan makanan-makanan Italia untuk mencari kebahagiaan. Di India, Liz berdoa untuk berdamai dengan masa lalunya. Di Indonesia, negara terakhir, Liz berusaha untuk menyeimbangkan kembali hidupnya.
Saya paling suka pada bagian eat, of course. Selain disuguhkan makanan-makanan Italia di sini juga saya mengerti bagaimana kita menjadi bahagia just for the sake of being happy, because happiness is not what you choose, happiness is only a matter about your attitude towards it. Liz akhirnya benar-benar menenggelamkan dirinya dalam kebahagiaan tanpa takut merasa bersalah, dan akhirnya Liz merasa bebas dari depresi yang selama ini membelenggunya setelah perceraiannya.

“We search for happiness everywhere, but we are like Tolstoy's fabled beggar who spent his life sitting on a pot of gold, under him the whole time. Your treasure--your perfection--is within you already. But to claim it, you must leave the buy commotion of the mind and abandon the desires of the ego and enter into the silence of the heart.” 

Hal lain yang saya suka dalam buku ini membahas mengenai bagaimana kita bisa berdamai dengan masa lalu, bagaimana membangun hubungan dengan Tuhan, dan tentunya to find love.

"If you brave enough to leave behind everything familiar and comforting, which can be anything from your house till the bitter old resentment, and set out on the truth seeking journey either externally or internally, and if you have truly willing to regard everything that happens to you on that journey as a clue, and if you accept everyone you meet along the way as the teacher, and if you have prepared, most of all, to face and forgive some very difficult realities about yourself....then the truth will not be withheld from you".


Harry Potter
Siapa, sih, yang tidak tahu Harry Potter unless you're living in a cave or hiding under rock. Harry Potter bercerita tentang, ah sudahlah kalian pasti sudah tahu.
Jadi kenapa Harry Potter masuk dalam favorit saya? Harry Potter saya baca waktu saya masih SMP dan saya waktu itu tidak begitu punya banyak teman. Kemudian saya dikenalkan dengan dunia sihir J.K. Rowling dan Harry Potter semacam tempat pelarian saat saya kesepian waktu itu. Saya sampai membawa buku ini kemana-mana, saya bahkan tidak berpikir betapa beratnya buku ini dalam tas saya. Saya pun akhirnya berkenalan dengan beberapa anak gara-gara kami sama-sama suka Harry Potter.
Tentunya ada beberapa karakter favorit di Harry Potter ini, but I feel most related to Luna Lovegood because she showed me that even when people saw and teased her as a weirdo she gave no shits about it and stayed positive while still being nice to them. One way or another Luna "helped" me getting through my hard times back then.
Keren deh pokoknya J.K. Rowling ini, nggak heran banyak orang yang juga merasa Harry Potter ini somehow merubah hidup mereka.



Traveler's Tale
Buku pertama tentang traveling yang pernah saya baca. Jadi cerita dalam buku ini adalah ada empat sahabat dari masa SMA yang telah beranjak dewasa dan menjalani kehidupannya di masing-masing negara tempat mereka bekerja. Namun semua itu berubah ketika salah seorang sahabat mengirimi yang lain undangan pernikahannya di Barcelona, Spanyol, masalah tambah runyam akibat adanya hubungan antar mereka yang ternyata belum selesai dari masa SMA. Masing-masing dari mereka pun berangkat dengan misi mencari jawaban atas semua pertanyaan yang tersimpan dari mereka SMA.
Buku ini favorit saya karena berhasil menggabungkan tema traveling dan romance. Keempat penulis yang ada dalam buku ini (Adhitya Mulya, Ninit Yunita, Alaya Setya, Iman Hidajat) berusaha membuat kisah yang berbeda dan sejalan dengan tema utama buku ini yaitu traveling.

The Naked Traveler
Buku ini juga favorit saya karena membahas tentang pengalaman Trinity selama traveling ke berbagai tempat. Gaya bahasa yang asik dan ringan membuat kita betah membaca travel journal Mbak T.
Pertama kali saya baca buku ini yaitu waktu saya SMA dan waktu itu baru ada buku TNT yang pertama yang masih ber-cover biru. Saya ambil buku ini dari rak buku di Gramedia dan tertarik setelah membaca sinopsis yang ada di belakang buku. Waktu itu juga buku ini belum begitu booming seperti saat ini, yang sudah terbit hingga berseri-seri dan juga waktu itu buku-buku tentang traveling masih sangat sedikit. Salut, deh, sama penulisnya yang menjadi pelopor buku traveling.


buku pertama

Have A Sip Of Margarita: Love, Life, Journey, After Orchard, dan Excuse Moi
Kalian pasti belum begitu familiar dengan nama Margarita Astaman, kalau sudah pasti kalian setidaknya pernah membaca salah satu bukunya.
Jadi Have A Sip Of Margarita itu buku pertama yang saya baca dari Margarita Astaman. Saya membaca buku ini dari seorang teman waktu SMA. Cerita di buku-buku Mbak Margie ini witty dan blak-blakan. Hal yang sama juga ditemukan di buku After Orchard dan Excuse Moi.
After Orchard saya beli setelah saya suka dengan buku Have A Sip Of Margarita. Buku ini menceritakan pengalaman Mbak Margie selama menjadi mahasiswa Singapura di NTU dan realita menjadi seorang Singapura yang selama ini tertutup oleh kabut utopia negara tersebut. Sedangkan Excuse Moi bercerita tentang pengalaman Mbak Margie mengenai hal-hal yang terjadi pada dirinya hanya karena identitasnya sebagai seorang keturunan Cina.
Membaca tulisan Margarita Astaman seperti minum margarita, kecut, pedas, tapi segar dan manis.

Totto-Chan & Totto-Chan's Children
Saya disarankan membaca buku ini sebenarnya sudah lama yaitu oleh guru Bahasa Inggris waktu di SMA. Tapi saya baru membacanya waktu kuliah, di semester 6 lagi, telat banget ye.
Buku ini menceritakan the innocence of a little girl, Totto-chan, dengan hal-hal di sekitarnya. Dalam buku ini menceritakan tentang sistem pendidikan Tomo Gakuen yang berbeda dan menimbulkan pertanyaan kenapa sistem yang sama nggak diterapkan di sekolah-sekolah?
Sedangkan buku Totto-Chan's Children bercerita tentang pengalaman Tetsuko Kuroyanagi selama menjadi Duta Kemanusiaan untuk UNICEF. Beliau berkeliling dunia melihat permasalahan-permasalahan yang terjadi di tiap daerah dan bertemu dengan anak-anak yang terkena dampak dari permasalahan tersebut.
Buku ini favorit saya karena mengingatkan tentang kepolosan menjadi anak kecil lagi.



To Kill A Mocking Bird
Buku lain yang membahas tentang the innocence of a little girl, Jem. Buku ini membahas bagaimana rasisme bukanlah hal yang dimiliki seorang manusia dari kecil, rasisme tumbuh karena lingkungan di sekitarnya. Buku ini bagus sekali karena jalan ceritanya yang sangat kuat ditambah karakter-karakter yang mudah membuat kita jatuh cinta.

"Shoot all the blue jays you want, if you can hit 'em, but remember it's a sin to kill a mockingbird." That was the only time I ever heard Atticus say it was a sin to do something, and I asked Miss Maudie about it. "Your father's right," she said. "Mockingbirds don't do one thing except make music for us to enjoy."

Saya bisa bilang jika Harper Lee adalah one badass writer karena beliau berhasil men-tackle isu rasisme lewat sudut pandang anak kecil. Tidak heran jika buku ini menjadi karya literatur yang paling banyak dibaca.



The Winner Stands Alone
Buku karangan Paulo Coelho ini buku favorit saya karena jalan cerita yang unik.
Buku ini berlatar Festival Film Cannes di Perancis dan menceritakan masa lalu karakter-karakter yang ada di dalamnya yang menjadi alasan terjadinya konflik utama dalam buku. Igor, tokoh utama yang seorang milyuner dari Rusia; Hamid, fashion magnate dari Timur Tengah; Gabriella, aktris yang berjuang untuk mendapatkan peran utama; Savoy, detektif yang ambisius; Jasmine, model yang tengah bersinar; dan Ewa, mantan istri Igor yang sekarang berhubungan dengan Hamid.
Diceritakan penuh ketegangan dalam periode waktu 24 jam membuat buku ini berbeda dari buku-buku yang pernah saya baca.

Rectoverso
Buku karangan Dewi Lestari yang merupakan kumpulan narasi-narasi dari tiap lagu di albumnya. Saya suka buku ini karena Dewi Lestari mampu membawa perasaan pembaca hanyut dalam kisah yang terjalin dalam setiap narasi. Favorit saya adalah Firasat, Malaikat Juga Tahu, Hanya Isyarat, dan Back To Heaven's Light. Jujur saya sebenarnya suka semua narasi yang ada di Rectoverso ini apalagi pemilihan kata Dee yang cemerlang dan jernih. Aaa... Dee, i want to thank you for writing this book.

Jadi itu dia beberapa buku-buku favorit saya, mungkin seiring berjalannya waktu daftar ini akan bertambah dan mungkin akan ada part 1, part 2.
Saya sangat suka membaca dan saya harap kamu mengerti obsesi saya dengan buku.

saran

24/03/2015

Photo Session - The Prayer Lover

THE PRAYER LOVER
9/1/2010
  








A little throwback to my first photo session.

Model:
Nastitie Kusuma A./@NastitieKusuma
Valencia Dea/@monicadea

Location:
Lapangan Arseto, Solo

21/02/2015

Derita Kontrakan

Waktu saya keterima kuliah di Surabaya, saya tinggal sama Bapak di rumah kontrakan di Rungkut Menanggal Harapan, waktu itu masih di blok U. Bapak yang sudah lama tinggal di Surabaya karena tuntutan pekerjaan berbeda dengan saya yang masih berusaha untuk menyesuaikan diri. Beberapa hal ini seperti memasukkan motor dahulu ke dalam ruang tamu biar pas Bapak pulang terasnya cukup buat mobil, pagi hari juga begitu, Bapak mengeluarkan mobil dahulu biar motor saya bisa keluar. Meskipun repot tapi mau gimana lagi.

Hal yang paling tidak saya suka di kontrakan ini adalah banyak kecoak! Datangnya dari lubang kamar mandi. Selain itu hewan lain yang menganggu sekali adalah nyamuk yang buanyak banget meskipun sudah disemprot berkali-kali! Jadilah barang wajib yang harus ada di kontrakan ini adalah semprotan parfum Victoria's Secret Baygon untuk mengusir kedua hewan tersebut selain sapu (saya suka mukul kecoak pake sapu). Masalah kedua adalah kondisi kontrakan ini yang sangat amat lembab sehingga menyebabkan dinding rumah gampang mengelupas hampir di semua bagian, di semua kamar. Ibu saya sampai uring-uringan setiap kali main ke sini (main, jare). Hingga pada akhirnya saya dan Bapak harus pindah nyari kontrakan lain karena waktu sewanya sudah berakhir. Bilangnya sih pindah tapi cuma pindah 2 blok yaitu blok T-1. Jadi selamat tinggal blok U.

Kontrakan di blok T-1 ini adalah kontrakan yang saya tempati hingga saat ini selama saya tinggal di Surabaya. Saya suka tampak depan kontrakan ini yang simple. Saya juga sudah mengincar kontrakan ini waktu muterin Rungkut nyari kontrakan. Tapi masalah yang ada di dalamnya sungguhlah bikin saya repot setengah mati.

Ternyata kontrakan ini ada hewan lain yang bikin repot yaitu TIKUS. Kontrakan ini entahlah kok ya banyak lubang-lubang yang jadi jalur keluar-masuk tikus. Mana tikusnya besar-besar hiiiii saya sampai geli sendiri waktu menulis ini! Saya akhirnya berusaha sendiri menutup lubang-lubang itu bermodalkan kayu-kayu bekas sama paku dan palu. Lubang-lubang yang saya tutup waktu itu ada di ruang tengah di kusen jendela dan di dapur dekat kusen jendela juga. Saya masih ingat setiap saya pulang kuliah sore, pasti ada tikus yang masuk dan langsung kabur lewat lubang di kusen jendela begitu ada suara orang masuk rumah. Mengerikan sekali melihat tikus-tikus itu kabur, mana pernah ada yang besar. Rasanya saya ingin menghapus memori saya waktu itu.

Perasaan lubang semua sudah ditutup tapi kok ya masiiih aja ada tikus yang masuk ke dapur. Saya sampai jengkel sendiri. Sampai pada suatu malam, saya melihat di jendela kamar saya yang nyambung dengan ruang mesin cuci ada tikus yang manjat, ya MANJAT ke atas!!! Pasalnya bukan cuma sekali, lebih dari lima kali ada saya melihat tikus-tikus memanjat jendela bagian luar kamar saya untuk kabur. Di sini saya ingin menghapus memori saya untuk kedua kalinya. Saya sampai pasrah untuk melawan hama tikus ini.

Gara-gara masalah tikus sialan ini saya tidak berani ke dapur, saya tidak berani ke kamar mandi, pokoknya saya tidak berani keluar kamar sendiri, makan pun saya kebanyakan njajan di luar kalo nggak makan di kamar sambil bawa botol minum. Konyol memang tapi saya takut amat sangat sama tikus apalagi setelah berkali-kali melihat wujudnya (entah kenapa mesti selalu saya yang sial melihat wujud tikus sialan seliweran di dalam rumah daripada Bapak saya). Rumah menjadi kotor karena karena saya takut menyapu rumah. Saya yang suka masak-masak di dapur sampai ada 5 bulan tidak menyentuh dapur sama sekali bahkan untuk mencuci piring (ya, saya sampai menghindari dapur waktu itu), ya masalah tikus sialan ini sampai berbulan-bulan lho, bahkan sampai hampir 2 tahun saya berkuliah. Begitu panjangnya perjuangan melawan tikus-tikus bedebah, jahanam ini sampai membuat saya desperate housewives.

Horor tikus paling melekat di saya adalah setiap weekend dimana saya sendirian di rumah karena Bapak adalah seorang PJKA Solo-Surabaya (Pulang Jumat Kembali Ahad). Saya benar-benar mendekam di kamar, keluar hanya untuk mencari makan atau mandi, itupun sambil berlari tidak melihat kemana-mana. Horor tikus ini juga membuat saya kalo sudah di kampus atau di luar malas untuk pulang ke rumah karena pasti saya disambut tikus (disambut, jare). Alhasil selama itu saya mesti selalu pulang malam biar sampai rumah langsung tidur. Selain itu gara-gara masalah tikus sialan, kampret, jiambret ini saya menjadi tidak produktif. Ternyata hal ini mempengaruhi semangat saya dalam mengerjakan tugas-tugas, saya menjadi sangat paranoid dan malas. Akhirnya banyak tugas saya yang terbengkalai padahal waktu itu ada tugas Metodologi Penelitian yang cukup penting. Saya kerjaannya hanya di kamar ketakutan, membuka laptop hanya untuk bermain, tidur-tiduran, pikiran saya dipenuhi horor tikus, saya hampir menjadi tahanan di kamar sendiri. Saya pun jadi jarang solat karena takut mengambil wudhu. Bahkan hubungan saya dengan Tuhan pun ikut kacau gara-gara masalah tikus sialan, bedebah, pergi kau ke neraka @%^819!?:&^&^%@#!!! Inilah salah satu lowest points saya selama tinggal di kontrakan ini sampai saya menangis. Saya stress sendiri sampai jerawat-jerawat saya nggak keruan. Saya bahkan sampai berpikir untuk pindah nge-kos sendiri saja daripada saya kesusahan seperti ini sampai nanti lulus kuliah!

Untungnya Bapak saya mengerti masalah ini setelah saya berbicara dengannya. Pada akhirnya saya bilang ke Bapak saya untuk mengakhiri ini semua (bukan saya bukan mau bunuh diri). Usut punya usut ternyata ada lubang yang masih terbuka yaitu lubang di atas dari pipa AC untuk ventilasi AC yang berada di ruang mesin cuci. Akhirnya dengan bantuan Bapak, lubang tersebut berhasil ditutup. Dan alhamdulillah tikus-tikus sudah tidak ada yang masuk lagi. Meskipun kadang ada 1-2 yang masuk tapi itu gara-gara Bapak saya membiarkan pintu dapur yang tembus garasi terbuka lama, bukan karena ada lubang buat jalur ti*&s. Bahkan kemarin masih ada tikus yang masuk ke dapur, dan lagi-lagi saya yang selalu sial melihat wujud ti*&s ini sementara Bapak saya tidak. Selain itu Bapak juga memasang jebakan tikus dan selalu berhasil menangkap ti*&s-ti*&s bedebah itu (rasakno!).

Tadi pun saya akhirnya memberanikan diri menutup lubang-lubang baru di dekat pipa AC, dengan plastik kresek, kesusahan manjat-manjat takut jatuh, sendirian. Entah kenapa masih ada tikus yang berusaha masuk ke rumah kontrakan ini, heran saya. JUST GIVE UP, DAMN IT!!! JUST GO AWAY TO HELL, YOU SUCK!!! YOU RUIN MY LIFE!!! F*CK YOU, YOU LITTLE PIECE OF SH*T!!!!!

Yah semoga tidak akan pernah ada lagi tikus yang masuk ke rumah kontrakan saya yang sebenarnya nyaman ini untuk selama-lamanya. Horor itu meskipun sudah lama berlalu tetapi masih sangat membekas. Saya tidak ingin mengulangi horor itu lagi, ever! Semoga hidup saya bebas tanggung jawab ti*&s selama-lamanya! Aamiiin.

04/02/2015

Seorang Jawa yang Tidak Berbahasa Jawa

Sebagai seorang yang besar di Solo selama 15 tahun hingga saat ini, saya jadi menyerupai ciri-ciri orang Solo kebanyakan. Banyak strangers yang ketika memperkenalkan diri dan menanyai asal lalu saya menjawab kalo saya berasal dari Solo, mereka seperti langsung ber-oh-oh. Seperti "Oh dari Solo, pantes kalem banget." atau "Oh wong Solo, tho. Alus banget ngomong e." sampai "Oh dari Solo. Mirip Jokowi ya." Hehehe.

Padahal saya sebenernya orang Surabaya. Saya lahir di Surabaya. Ibu saya orang Madura, Bapak saya orang Jember. Sebenernya saya masih bingung juga sih dengan konsep 'asli mana'. Asli saya orang Surabaya tapi saya besar di Solo. Solo sudah menjadi tempat saya besar (diulang-ulang). Jadi ya saya jawab saja kalo saya asli Solo, lha wong saya besar di Solo, dari TK sampai SMA (diulang lagi, iyo iyo Ga).

Tapi meskipun saya lama tinggal di Solo saya tidak fasih berbahasa Jawa, apalagi boso kromo inggilan. Aneh ya. Saya sampai dikira anak sombong, sok-sokan karena nggak mau pake Bahasa Jawa kalo diajak ngomong. Pernah waktu itu di acara mahasiswa baru saya diajak berkenalan dengan anak-anak dari luar daerah. Saya bilang saya asli Solo, kemudian anak-anak itu bilang kalo saya pasti bisa Bahasa Jawa. Saya bilang saja kalo saya belum fasih, eh mereka malah bilang kalo saya sok-sokan nggak mau pake Bahasa Jawa.

Jujur saya kalo diajak orang Solo asli atau orang yang bisa berbahasa Jawa suka deg-degan. Takut nanti kalo diajak ngomongnya apa, jawabnya apa. Apalagi kalo orang tersebut sudah pakai Bahasa Jawa yang kromo inggilan. Waduh lidah saya sampai kelu. Biasanya kalo sudah gini, sih saya bilang saja ke mereka kalo saya ora iso jowo-an. Tapi saya malah dimarahi karena melupakan bahasa daerah. Walaupun ujung-ujungnya mereka juga maklum, apalagi sekarang banyak anak muda (tsieeeh) yang udah nggak berbahasa Jawa dengan baik dan benar.

Pernah ada kejadian lucu gara-gara dapat predikat wong Solo, saya diharapkan bisa berbahasa Jawa. Jadi waktu itu ada kegiatan survey untuk tugas kuliah. Survey-nya di Bojonegoro, karena tema tugasnya pariwisata, maka saya dan teman sekelompok pergi ke objek-objek pariwisata di Bojonegoro (yang penasaran di Bojonegoro itu ada apa aja, buka Instagram saya, @algawbs). Salah satu objek itu adalah Wisata Budaya Suku Samin yang jaraknya dari kota sangat jauh dan letaknya bagaikan desa ninja yang tersembunyi di dalam hutan ( keren deh!). Nah sampai di sana saya dan teman-teman mewawancarai seorang Ketua Adat Suku Samin bernama Mbah Samin. Mbah Samin ini hanya bisa ngomong Bahasa Jawa, yang kromo inggil lagi. Teman-teman pun langsung menunjuk saya yang bertugas untuk mewawancarai. Setelah sebelumnya teman saya, si Sonya yang dengan gembira mewawancarai dengan Bahasa Indonesia langsung ditolak Mbah Samin hahaha. Mampus, saya pun gelagapan nggak bisa kromo inggilan. Saya bingung mencari-cari kosakata yang tepat dan bicara saya tersendat-sendat. Akhirnya teman saya, si Nikita/Mbechi/Mbak Kik, wanita Suroboyo Tuban tulen lah yang mewawancarai Mbah Samin. Saya dimarahi Nikita karena sebagai wong Solo ora iso jowo-an.
Saya malu.

Bahasa Jawa menurut saya sulit sekali untuk dipelajari, saya dari SD sampai SMA pasti selalu dapat nilai jelek setiap ulangan. Lebih sulit dari Bahasa Inggris atau Bahasa Jerman, tapi masih sulit Bahasa Mandarin sih. Jadi Bahasa Jawa itu ada empat tingkat yaitu ngoko lugu, ngoko alus, kromo lugu dan kromo inggil. Setiap tingkat itu memiliki kosakata yang berbeda-beda, belum lagi susunannya arrrgh. Mendingan Bahasa Inggris, deh, masih gampang.

Saya bukannya tidak mau melestarikan budaya daerah. Saya suka kok kalo mendengarkan orang berbicara Bahasa Jawa apalagi yang kromo inggil, rasanya adem. Meskipun saya tidak fasih berbahasa Jawa, tapi saya masih bisa mengerti lho apa yang dikatakan, mau itu kromo inggil sekalipun. Selain itu saya juga pinter banget kalo udah urusan sama ha-na-ca-ra-ka atau Aksara Jawa. Mending itu banget daripada kromo inggil-an. Setiap tes Bahasa Jawa pasti yang saya kerjakan duluan soal Aksara Jawa. Yaaa walaupun itu nggak membantu nilai Bahasa Jawa. Karena apa? Karena soal Aksara Jawa itu porsinya dikit. Hiks.

Sampai sekarang sih saya masih berbahasa Jawa ngoko kalo lagi sama temen. Selain itu juga saya berbahasa jowo suroboyoan yang slengekan dan asik, maklum saya kuliah ini sudah hampir 4 tahun di Surabaya jadi fasih jowo suroboyoan. Lucunya banyak slang words dari jowo suroboyan yang pengucapannya bikin ngakak. Beda sama Bahasa Jawa-Solo dan sekitarnya yang masih halus kayak pantat bayi.

Intinya sih walaupun kalian fasih atau tidak berbahasa daerah, berbahasa Indonesia haruslah baik dan benar. Karena sekarang gara-gara pengaruh dialog sinetron dan FTV (tidak, orang Solo sehari-harinya tidak selalu medok dan pakai batik lurik), Bahasa Indonesia yang baik dan benar semakin tergerus. Ya semoga itu jangan sampai terjadi sih. Denger-denger Bahasa Indonesia bahkan akan dijadikan bahasa ibu di ASEAN ini. Wah syukur kalo terjadi.

ini mengerikan sekali guys...

30/01/2015

Spend Your Time in 9GAG!

Thanks to 9GAG.

Besides I go through 9GAG's timeline, I go to their comment section.
And this what I got from it while I'm 9Gaggin'.

On how to not please all people:




















On how to stay focus:




















On how to be happy:




















On how being different take a lot of courage:




















On how to adapting but not losing yourself:




















On being stand up for your voice:




















BAM!




















On religion:




















On society:




















On equality:




















On amazing life stories:






































There is also some useful tips, for example this trick to take a beautiful photos of night sky:




















But there are also humors, it's 9GAG everybody!






































I know this sounds lame, like this whole article. But the best thing since I join this community that I got mentioned by Alex J. Fontana! He is also a 9Gagger!




















Believe it or not, with 9GAG my confidence boosting up and make me be independent and know that life is too short to be stressed about.

And I also don't feel alone anymore. (Thanks to 9Chat!)

Just like 9GAG's tagline: Forever Alone No More
Well, 9GAG I think you are right!