09/12/2013

Photo Session - Timeless Desire & Hello Maria!

TIMELESS DESIRE
20/4/2013



HELLO MARIA!
20/4/2013



Model:
Firda Firdani/@firdafirdani
Maria Febriana/@marfbm

Make Up & Clothes:
Model's Own

Location:
Kembang Jepun, Surabaya

01/11/2013

The Crowd

Hari Jumat.
Biasanya hari Jumat itu bagi saya adalah hari yang pendek. Biasanya juga di hari Jumat juga saya ada ibadah khusus yang dinamakan Jumat'an dimana setiap Jumat'an biasanya ada satu khotib yang menyampaikan dua khotbahnya. Dan biasanya juga saya ngantuk-ngantuk kepanasan sambil mendengarkan beliau berkhotbah di mimbar. Duh, jangan dicontoh ya.
Tapi hari Jumat ini berbeda. Saya tidak mengantuk seperti biasanya. Khotbah kali ini berbeda, saya tertarik untuk mendengarkannya. Salah satu bab khotbah yang saat itu saya ingat terus, dan sangat menarik bagi saya:

Alkisah hidup satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anaknya yang masih kecil. Mereka hidup berkecukupan dan tentram-tentram saja.
Lalu pada suatu hari, datang orang-orang berbondong-bondong berlari mengejar sesuatu ke arah yang sama. Tanya sang ibu kepada mereka, "Kenapa kalian semua berlari?" Salah seorang menjawab,"Saya tidak tahu, saya hanya mengikuti semua orang ini. Mungkin ada sesuatu yang hebat yang dikejar-kejar orang-orang ini. Entah undian berhadiah, entah gunung emas saya tidak tahu. Saya hanya mengikuti orang-orang ini."
Sang ibu dengan ambisinya kemudian mengajak suami dan anaknya. "Ayah, ayo kita ikut berlari dengan mereka. Siapa tahu ada sesuatu yang hebat di sana." Sang ayah pun keberatan,"Untuk apa Ibu. Kita sudah hidup berkecukupan di sini. Tak perlulah kita ikut berlari mengejar sesuatu yang semua orang ikut mengejarnya." Tapi sang ibu memaksa mereka semua. Diseretnya anaknya yang masih kecil dan suaminya untuk ikut berlari dengan rombongan orang-orang itu. Anaknya merengek-rengek untuk tidak ikut berlari di keramaian orang. Tapi sang ibu terus memaksa mereka hingga akhirnya sang ibu tersandung batu di jalan. Rombongan orang-orang yang tak peduli dengan itu terus berlari.
Sang ayah pun menolong istrinya. Sang ayah berkata sambil tersengal-sengal,"Sudahlah Bu. Berhentilah. Jangan mengikuti orang-orang itu berlari. Kita sudah punya hidup kita yang berkecukupan. Sebenarnya apa yang mereka kejar? Apa sih sebenarnya yang Ibu kejar?"

Dan khotbah itu pun berakhir. Ternyata khotib menyampaikan cerita itu sebagai penutup khotbah hari itu sekaligus perenungan untuk kita semua para jamaah.

Saya pun berpikir, terkadang saya pernah ikut berlari bersama rombongan. Saya saat itu berpikir jika ini adalah apa yang teman-teman kejar, pasti ini adalah yang terbaik dan jalur yang teraman untuk saya juga. Buktinya semua orang ikut berlari ke arah yang sama.

Saya juga pernah mendengar sebuah pepatah yang mengatakan don't follow the crowd, you might get lost. go follow your own way. Sebenarnya saya sendiri punya tujuan sendiri yang menjadi fokus saya. Saya hanya takut menghadapi resiko yang akan datang apabila saya fokus terhadap tujuan saya yang berbeda dari tujuan teman-teman saya. Akhirnya saya pun ikut berlari bersama rombongan, melupakan fokus saya. Saya takut berlari mengejar tujuan saya. Saya merasa insecure dengan tujuan saya. Saya memilih jalur yang yang aman. Jalur yang semua orang ada di sana.

Setelah mendengar khotbah hari Jumat, suara sang ayah yang tersengal-sengal terus terngiang-ngiang di pikiran saya. "Apa sebenarnya yang kamu kejar, Ga?"

05/09/2013

You've Got Mail Mbech! (3)

Halo, Mbech.

Pertama-tama, minal aidzin ya. Nggak terasa ya udah part-3 aja surat-suratan kita. Sori banget ya mbalesnya lama, abisnya aku sibuk *sombong*, nggak ding. Abisnya keyboard-ku rusak nggak bisa ngetik huruf c sama d (lho tapi kok ini bisa? ya gitu wes pokoknya *fyi, laptopku belum diservis*) dan aku males banget buat nulis surat, apalagi suratnya buat kamu.

Anyway... how's life Mbech?
Liburan kemarin aku bener-bener time to recover. Makan yg sehat (beratku naik lho jadi 55 kg), mandi 2x sehari, quality time sama keluarga, tidur yg 8 jam (tidur jam 3 pagi, bangun jam 11 siang), dsb.
Liburan kemarin aku juga ke Lombok untuk yang kedua kalinya. Kali ini sama masku & teman-temannya anak Hukum. Katanya sih ini liburan bersama yg terakhir buat mereka semasa mereka kuliah sebelum mereka pada wisuda dan berpisah mengejar cita-cita. Jadi bisa dibilang kalo ini liburan perpisahan buat mereka :'(
Ngomongin kakak-kakak yang pada mau wisuda, aku masih belum tau kalo lulus ntar mau kerja jadi apa, di mana, mau ngapain juga.....

Eh, kok jadi galau gini?

HEI! Sepertinya aku tau anak itu yang motornya kekunci di perpus! Itu kan... aku.
Sumpah, waktu itu aku bener-bener keliatan konyol dan bodoh (silakan tertawa). Untung ada mas-mas yang lewat terus ngasih tau jalan keluarnya *halah*. Mas-masnya ganteng lagi (tunggu, sepertinya ada yang salah).

Wah selamat ya buat Ghoik! Poor you, Mbech... Be a good sister. Jangan sampek adiknya nggak dijemput terus disuruh nebeng temen cowoknya, ehem.

Gitu dulu aja ya. Semoga sukses di semester 5 ini! (aduh, bentar lagi skripsi...)

Kali ini nggak ada perangko dulu ya, uangku mau tak buat ke Thailand dulu *duileee... pamer*
Kamu kek sekali-kali beliin perangko buat aku, kan habis proyekan. Sekalian beliin cheesecake, Samsung Galaxy S4, ransel, sendal gunung, .....

Alga, 19, bukan ganggang, hanya seorang pribadi

24/06/2013

You've Got Mail, Mbech! (2)

Hae, Mbech.

Balesanmu datang begitu cepat. Sudah kuduga kamu pasti kesepian.

Lain kali kita surat-suratan yang real gimana Mbech? Biar feel-nya dapet.
Tapi kamunya mageran sih ya, ya udah aku nggak maksa. Mager ke kantor pos, mager buat nulis pake bolpen, mager dsb. Tapi ingat Nik, like what you've said before "Mager itu nggak baik. Kalo keseringan mager nanti kamu single terus".
Ingat ya Nik. I N G A T.

Btw Nik aku mau pup curhat sedikit, aku akhirnya memberanikan diri buat buka Integra.

Dan aku nggak shock kok liat di sana ada 2 nilai C #terpampangnyata yang #bukan_buaian #bukan_fatamorgana #mari_nyatakan_secara_paripurna #bayyyyysayyyyy
Lagian aku tau itu karena aku nggak ngumpulin satu makalah, nggak ikut satu kuis, sama yaaa kurang maksimal aja *klasik*
Yang penting nih ya, aku TAP nggak ngulang! N G G A K   N G U L A N G! Karena menurutku itu gajah mata kuliah paling susah & berat semester itu.

Aku udah bilang si Nenek sambil ngasih liat fotomu gitu, Nik. Dia pertamanya begitu liat fotomu langsung nolak, Nik (ciyan). Tapi aku ngomong lagi ke neneknya kalo kamu lagi butuh banget jodoh mengingat umurmu bentar lagi 21. Akhirnya dia setuju (hore) buat ngangkat kamu menjadi..... asisten pribadinya (lah). Fasilitasnya udah sesuai sama keinginanmu kan Nik? Rumah? Ada. Mobil? Ada, kecuali kamu les nyetir mobil dulu. Rumah, mobil, gaji semua bakal ada di tanganmu minus mas kawin.

Siapa tau dari situ kamu ketemu jodohmu. Kayak di FTV-FTV.

Untung ya seumur-umur pernah bikin maket paling nggak sekali. Oya Nik, bapakku seneng lho kalo kalian bantu bersih-bersih rumah nggarap-nggarap tugas di rumahku. Jadi silakan kalo mau nggarap-nggarap tugas lagi di rumahku, syaratnya ya cuma satu: masukkan aku ke kelompokmu #promosi

Oya, karpet rumput yang sisa itu manaaaaa? Aku kan mau mintaaaaak!!! Mayan buat proyek KP nanti. Itung-itung hemat sekian rupiah.

Kamu liburan ngapain Nik? Jangan bilang WC-mu mampet gara-gara kamu pup-in terus selama liburan.

Aku liburan ini lagi seneng-senengnya bikin kerajinan. Salah satunya ini sama ini.
Kamu nggak nyoba sesuatu yang baru gitu ta, Nik? Mungkin senam tai chi buat manula, atau les masak sama Chef Degan, atau sekedar nyoba pup pake posisi yang baru dan lebih aerodinamis? Apapun itu, kamu harus manfaatin liburan ini nyobain hal baru, pergi ke tempat baru (jangan mager, I N G A T omonganmu)

Bayu Skak? Oh aku sudah tau itu lama waktu Bagiar ngasih tau pas semester 2 kemarin. Iya si Bayu itu anak Jowo Timuran banget yah, aku terhibur. Tapi kamu tau nggak sekarang yang lagi nge-trend itu videonya Mr. JT alias Jeremy Teti yang BBM.


Salam buat Ghoik lagi ya, semoga lulus tes masuknya dan semoga bisa kuliah di jurusan yang diinginkan.


Apa? Koleksi mantan, Nik? Are you sure? Yakin? Satu aja belum punya, HAHAHA.


Anyway aku tetep bagi-bagi uang kayak Eat Bulaga perangko.

Nih.




Salam, Alga, 19 tahun, lagi sibuk-sibuknya menikmati liburan dan umurnya yang masih muda

21/06/2013

You've Got Mail, Mbech!

Hae, Nik.
Aku belom pernah nulis surat di blog pernahnya di mading jadi sori ya kalo agak kaku. Sekaku hasduk anak pramuka kelompok Macan. Haum.

Oya, aku ke Thailand katanya pas minggu ke-2 perkuliahan besok, nggak tau tanggal berapa. Tolong cek'in po'o *mager*
Oleh-oleh? I have no duit for oleh-oleh. Lagian semua oleh-oleh yang kamu pengin itu sebenernya ada di sekitarmu lho.
1. Yang pertama, Mario Maurer. Nik, aku itu Mario Maurer. Tapi agak iteman soalnya habis survey belakangan ini buat tugas PWK *halah*
2. Yang kedua, gajah. Kamu itu gajah, Nik. Nggak percaya? Coba itu cek timbangan selama liburan.
Aku juga takut bawa banci, Nik ntar dikira patjarku *amit-amit tok 3x*. Lagian banci Thailand pada cantik-cantik gitu kamu nggak minder, Nik?

Alhamdulillah biawakku sehat soalnya habis makan anak kecil yang setiap sore iseng gangguin. Grauk.
Btw, nenek-neneknya itu katanya mau ketemu kamu lho Nik. Mau diangkat dadi putune. Hi, serem ya?

Soal maket, aku punya ide. Kalo semester 6 kan biasanya pada Kerja Praktek gitu plus dapet bonus proyekan jutaan rupiah. Nah gimana kalo kita bikin jasa pembuatan maket ke adek-adek kita. 1 maket 5 juta plus ppt plus Sketch Up plus makalah. Hipster banget. Dimana yang lain pada sibuk survey, ngadep laptop, bangun pagi ke kantor buat magang Kerja Praktek *so mainstream*, kita seneng-seneng ngguntingin kertas sambil ndengerin Reni ketawa-tawa liat videonya Ani.
Maket seharga tiga juta?! Mending duit segitu buat ke Thailand sama aku. Tapi yaudahlahya, itu kan keputusan mereka bukan kita apalagi Pak Beye.

Oya Nik, liburan ini aku sempet nonton Eat Bulaga di SCTV. And i'm just like,"Iki acara opooo..." "Tapi kok lucu. Lucu-lucu alay."

Ya wes segini aja dulu. Nanti kalo kamu kangen aku tulis surat lagi aja. Aku tau kok Nik kamu kesepian karena melajang.

Salam buat Ghoik, I kinda like her #jengjeng
Alga.

Oyaaa satu lagi, ini perangko buat ngirim balesan, just in case you have no duit. Apa? Dikoleksi? Bisa banget.

19/06/2013

I'm Sorry For Not Being Professional

Kalo dipikir-pikir hari-hari waktu saya semester 2, 3 kemarin rasanya nggak seberat semester 4 ini deh.
Bayangkan dalam seminggu itu saya hanya bisa full tidur-yang-nggak-cuma-3-jam ya cuma pas hari Sabtu Minggu. Sisanya? Menghabiskan sisa malam di timeline ngerjain tugas sampai paling malam jam 4 pagi.

Parahnya lagi tugas-tugas ini datengnya suka main keroyok. Nggak pake injury time. Atau buffering dulu.
Begitu 1 deadline selesai, dateng lagi yang lainnya, begitu seterusnya.Sampai-sampai saya bingung mau ngerjain yang mana dulu. 
Padahal waktu itu saya juga punya kesibukan lain selain nugas. Mau nggak mau ya saya harus pintar-pintarnya membagi waktu padahal saya tidak sepintar itu dalam membagi waktu.

Akibatnya saya tidak bisa maksimal dalam hal nugas itu. Padahal mereka lebih sibuk di sana-sini daripada saya.
Banyak tugas yang diberikan dari teman-teman sekelompok saya kerjakan ala kadarnya. Banyak jadwal asistensi bersama kelompok yang saya lewatkan gara-gara saya susah bangun pagi. Parahnya, saya bahkan melewatkan presentasi salah satu mata kuliah gara-gara waktu itu saya bangun kesiangan dan kemudian saya melanjutkan nugas yang seharusnya sudah harus dikirim ke e-mail malam kemarin. Saya merasa malu sekali sama teman-teman sekelompok. Apalagi kalo sudah berkelompok sama teman-teman yang pintar-pintar itu, wah tambah malu lagi saya.

Ini adalah hari ketiga liburan semester saya. Masa-masa berat itu belum apa-apanya kalo mikir semester depan besok. Semester depan besok adalah semester saya dan teman-teman memegang himpunan, belum lagi tugas-tugas yang pastinya beban mentalnya lebih berat dari Nikita nggendong bayi gajah. Kalo dipikir-pikir saya belum terlalu siap untuk itu. Kalo dipikir-pikir... Ah, mikir terus.

Liburan kok dipake mikir sing abot-abot. Lebih baik tolongin saya bukain integra saya. Saya takut liat nilai saya semester ini *cry a river* *alay*

pretty much sums up my semester

30/05/2013

Photo Session - Love. Faith. Believe

LOVE. FAITH. BELIEVE
8-14/3/2013








































goodbye, Holy Land!

"All who call on God in true faith, earnestly from the heart, will certainly be heard, and will receive what they have asked and desired"
-Martin Luther King, Jr. 

Umroh Pathetic

Mau dimana-mana aja, masalahku selalu sama : ditinggal.
Ditinggal dan terlambat adalah masalah terbesarku. Ya habis gimana lagi, aku emang punya zona waktu sendiri. Ya gini ini.

Jadi hari itu adalah waktu untuk tawaf wada atau tawaf perpisahan dan rencananya berangkat pagi.
Padahal aku sudah bangun pagi, tapi tetep aja aku dapet urutan terakhir mandi dan kamar mandi hanya ada satu (oya satu lagi masalah : aku selalu diserobot).
Jadi yaaa, aku menunggu keluargaku mandi dulu sampai jam 8 pagi.

Begitu giliranku untuk mandi jam sudah menunjukkan pukul 8.30 pagi. Tentu saja keluargaku menyuruhku untuk mandi cepat-cepat (sungguh tidak adil). Katanya nanti bakal ketinggalan rombongan.

Aku pun kemudian mandi dengan tergesa-gesa. Di tengah-tengah pemandian (opo iki), ibuku ngomong dari luar kalo mereka mau berangkat sekarang ke Ka'bah. Ibu menyuruh aku untuk menyusul saja nanti.

Dem. Apa ini?
Kalo tau ujung-ujungnya aku bakal tetap ditinggal, aku nggak buru-buru mandi.
Begitu tau aku bakal tetap ditinggal, aku melambatkan mandiku.

...

Dan disinilah aku, tawaf bersama rombongan baru. Jadi aku bertemu dengan mereka waktu aku mau turun. Aku bertanya apakah saya boleh ikut bergabung dan mereka memperbolehkan.

Mereka terdiri dari sepasang kakak beradik (laki-perempuan) yang rajin berdoa, kakak ipar dan seorang nenek yang kelihatannya sangat senang akhirnya bisa pergi ke Tanah Suci. Ternyata mereka berasal dari Jawa Tengah juga. Dibanding keluargaku yang selalu tergesa-gesa, kelompok ini lebih santai dan sangat menikmati waktu mereka. Apalagi waktu sudah berada di dalam masjid.

Para perempuan pergi ke bagian perempuan. Jadilah aku pergi bersama si kakak laki-laki (maafkan aku, aku lupa namanya, jadi mulai sekarang kita menyebutnya Mas Joko saja).

Ketika mau melakukan tawaf aku ditanya oleh Mas Joko,"Apakah kamu tergesa-gesa? Kelihatannya saya akan sangat lama sekali di sini sebelum tawaf."
"Nggak apa-apa Mas. Silakan."
"Iya. Lagipula kita belum tentu bisa pergi ke Tanah Suci. Mumpung ada kesempatan, lebih baik waktu digunakan untuk beribadah lebih banyak di sini."

Disini aku merasa tersindir. Kenapa tidak pernah terpikir olehku selama aku berada di Tanah Suci ini? Aku selalu tergesa-gesa dan terburu-buru mengejar waktu. Tidak pernah terpikir kalau kesempatan berada di Tanah Suci ini adalah kesempatan berharga yang belum tentu semua orang bisa mendapatkannya. Aku sungguh menyesal. Ini adalah hari terakhir aku berada di Mekkah sebelum besok balik ke Indonesia.

Kenapa aku disadarkan pada waktu terakhir? Ah, aku memang selalu terlambat.

Ibadahku selama ini waktu berada di Tanah Suci adalah ibadah biasa seperti rutinitas tanpa berusaha dalam setiap ibadah untuk mendekatkan diri kepada Illahi. Beruntung aku bertemu dengan Mas Joko ini. Aku tidak ingin sia-sia saja berada di sini.

Kemudian aku ikut bersamanya untuk beribadah dan bertawaf bersama. Kali ini berusaha untuk dekat dengan Sang Illahi di Tanah Suci.

...

Kembali ke hotel waktu itu hari sudah siang. Aku kembali ke kamar.
Tidak ada orang.
Sepi, tapi aku tidak pernah merasa sepi seperti ini.
Kamar ini memang sepi tidak ada orang, tapi setidaknya aku merasa lebih tenang.

Dan aku berharap semoga suatu hari bisa kembali lagi ke Tanah Suci ini.

The Mighty Ka'Bah

24/05/2013

Letting Go



Days for days I've waited
Since many things have been given to me
How come I not to fall
But sometimes life not always be like we hoped

Cold, I feel cold

Days for days I've waited
Stuck in cycle
Chasing each other tail
How come I not to be tired
But don't blame me

Cold, I feel cold

Days for days I've waited
This time I'm not going to call
Slowly it's fade away, sinking
Gone

Cold, I feel cold

Days for days I've waited
About the things come free to us
And just letting it go back
To the where we started

Cold, I'm cold

Mekkah, 11 Maret 2013

19/04/2013

Waiting Bus

Tidak ada yang spesial sore itu, hanya beberapa orang tua yang ngobrol dan aku yang asik sendiri mendengarkan musik. Kami semua sedang duduk di dalam bis menunggu rombongan lain yang belum datang.

Tapi sore itu entahlah, sangat akrab suasananya. Padahal di antara kami tidak ada yang saling mengenal. Beberapa saat mereka ngobrol serius, namun ada kalanya mereka tertawa terbahak-bahak mendengarkan jokes ala bapak-bapak. Sampai-sampai aku harus melepaskan headset-ku dari telinga saking kerasnya suara tawa mereka. What's so funny?

Kemudian yang aku lihat bukanlah segerombolan orang tua asing yang tidak saling kenal, mereka seperti segerombolan orang tua yang sudah lama tidak bertemu dan meluapkan kesenangan mereka.

Aku yang telah menunggu di dalam bis setelah 2 jam mengutuki rombongan lain yang tidak datang-datang ke bis ini. Kemana sih mereka?! Aku lelah menunggu! Pengen cepet sampe hotel, tidur!

Tetapi bagi mereka menunggu bukanlah suatu hal yang memberatkan. Di sela-sela waktu menunggu ini mereka justru memanfaatkannya dengan mengobrol santai. Tidak ada kekesalan dari nada bicara mereka. Semua ngobrol, semua tertawa.

Justru aku jadi mengasihani diri sendiri, kenapa aku sangat begitu kesal sementara mereka bisa cuek dan tertawa-tawa. Sangat tidak bersyukur.

Terkadang menunggu bukanlah sesuatu yang buruk, terkadang di sela-sela waktu menunggu itu beberapa hal terjadi. Seperti percakapan yang terjadi karena kelamaan nunggu. Get to know each other.

Dan kemudian aku memutuskan untuk bergabung dengan mereka. Menunggu, tapi kali ini bersama mereka.














Jeddah, 12 Maret 2013

02/04/2013

Analogi Yang Bagus

Lokomotif apabila terlalu kencang akan meninggalkan gerbong-gerbong di belakangnya.
Lokomotif yang baik adalah yang bisa mengendalikan jarak dengan gerbong lainnya.



so, better watch your speed...

26/03/2013

What About A Little Stream?

Semalam, sebelum tidur, aku mengecek timeline.
Dan ada salah satu tweet dari seorang teman yang bagus.
Tweetnya berbunyi seperti ini:

"Estuary - when river meets sea"

Tweet itu sejenak membuatku berpikir, keren juga ya kata-katanya.

When river meets sea...

Somehow those words give me some different feeling than just read those words just as a explanatory found in every biology book.
Somehow those words give me courage.
Somehow those words are more than words.

Estuary adalah sebagian dari badan air tertutup di sepanjang pantai dimana air sungai dan anak-anak sungai bertemu dan bercampur dengan air asin dari laut. Jadi singkatnya, estuary adalah muara.

Estuary adalah satu titik dimana air sungai yang berarus lebih kecil bertemu dengan air laut yang berarus lebih besar.
Sama seperti aku yang ketika berhadapan dengan laut somehow aku merasa kecil, rapuh dan pasrah. Pasrah akan segala gelombang yang dibawakan Tuhan kepadaku.

Dan itulah hebatnya estuary, meski si sungai yang berarus kecil, mengalir dengan pasrah setelah melalui jalan yang panjang, dengan berani mengalir menuju kerasnya gelombang si laut.
Seakan si sungai tidak punya jalan lain selain menghadapi gelombang si laut yang menantinya. Mengalir seakan yaaa itulah jalan hidup yang harus dilaluinya.

Jika saja aku adalah si sungai kecil tentunya aku tidak akan lari dari takdirku since there's no turning back for a river.