12/04/2015

The World Is A Book

Siapa sih, yang tidak suka membaca? Kalau tidak suka membaca ya masalah lo! *galak*
Membaca adalah salah satu kegiatan favorit saya.

Awal mula ketertarikan saya dengan membaca mungkin karena dari kecil saya dicekoki Bapak dengan buku-buku (dan juga komik), mulai dari karangannya Enid Blyton, Kumpulan Cerpen-nya Bobo, Misteri Nenek Kunci karangan Yuusuke Teshima (baca buku ini bikin ngiler karena si Nenek suka masak) dan serial Lupus. Saya juga pernah dibelikan Bapak buku Animorph, itu lho yang cover-nya manusia bertransformasi jadi hewan-hewan aneh. Tapi karena menurut saya ceritanya tidak menarik, akhirnya Bapak tidak membelikan buku itu lagi (kasihan juga Bapak sudah mbeliin nggak dibaca, maafkeun).

Beranjak SMP saya mengenal novel-novel teenlit yang super cheesy dan bayangkan buku-buku itu ada di perpustakaan sekolah saya. Pokoknya waktu itu teenlit is da bomb. Pengarang novel teenlit yang saya suka waktu itu adalah Meg Cabot. Waktu SMP saya juga suka membaca Goosebumps.

SMA saya diperkenalkan dengan karya sastra. Waktu itu saya diperkenalkan teman dengan buku-bukunya Djenar Maesa Ayu yang sebagian besar bercerita tentang seorang perempuan yang kuat.

Sampai sekarang sudah tidak tahu berapa banyak buku yang saya baca. Namun dari buku-buku itu tentu saya punya favorit. Beberapa buku di bawah adalah buku favorit saya yang pernah saya baca (in not particular order):

Eat, Pray, Love
Buku ini menceritakan pengalaman seorang wanita keliling dunia to eat, to pray, and to find love. Di Di Itali, Liz menyibukkan diri dengan makanan-makanan Italia untuk mencari kebahagiaan. Di India, Liz berdoa untuk berdamai dengan masa lalunya. Di Indonesia, negara terakhir, Liz berusaha untuk menyeimbangkan kembali hidupnya.
Saya paling suka pada bagian eat, of course. Selain disuguhkan makanan-makanan Italia di sini juga saya mengerti bagaimana kita menjadi bahagia just for the sake of being happy, because happiness is not what you choose, happiness is only a matter about your attitude towards it. Liz akhirnya benar-benar menenggelamkan dirinya dalam kebahagiaan tanpa takut merasa bersalah, dan akhirnya Liz merasa bebas dari depresi yang selama ini membelenggunya setelah perceraiannya.

“We search for happiness everywhere, but we are like Tolstoy's fabled beggar who spent his life sitting on a pot of gold, under him the whole time. Your treasure--your perfection--is within you already. But to claim it, you must leave the buy commotion of the mind and abandon the desires of the ego and enter into the silence of the heart.” 

Hal lain yang saya suka dalam buku ini membahas mengenai bagaimana kita bisa berdamai dengan masa lalu, bagaimana membangun hubungan dengan Tuhan, dan tentunya to find love.

"If you brave enough to leave behind everything familiar and comforting, which can be anything from your house till the bitter old resentment, and set out on the truth seeking journey either externally or internally, and if you have truly willing to regard everything that happens to you on that journey as a clue, and if you accept everyone you meet along the way as the teacher, and if you have prepared, most of all, to face and forgive some very difficult realities about yourself....then the truth will not be withheld from you".


Harry Potter
Siapa, sih, yang tidak tahu Harry Potter unless you're living in a cave or hiding under rock. Harry Potter bercerita tentang, ah sudahlah kalian pasti sudah tahu.
Jadi kenapa Harry Potter masuk dalam favorit saya? Harry Potter saya baca waktu saya masih SMP dan saya waktu itu tidak begitu punya banyak teman. Kemudian saya dikenalkan dengan dunia sihir J.K. Rowling dan Harry Potter semacam tempat pelarian saat saya kesepian waktu itu. Saya sampai membawa buku ini kemana-mana, saya bahkan tidak berpikir betapa beratnya buku ini dalam tas saya. Saya pun akhirnya berkenalan dengan beberapa anak gara-gara kami sama-sama suka Harry Potter.
Tentunya ada beberapa karakter favorit di Harry Potter ini, but I feel most related to Luna Lovegood because she showed me that even when people saw and teased her as a weirdo she gave no shits about it and stayed positive while still being nice to them. One way or another Luna "helped" me getting through my hard times back then.
Keren deh pokoknya J.K. Rowling ini, nggak heran banyak orang yang juga merasa Harry Potter ini somehow merubah hidup mereka.



Traveler's Tale
Buku pertama tentang traveling yang pernah saya baca. Jadi cerita dalam buku ini adalah ada empat sahabat dari masa SMA yang telah beranjak dewasa dan menjalani kehidupannya di masing-masing negara tempat mereka bekerja. Namun semua itu berubah ketika salah seorang sahabat mengirimi yang lain undangan pernikahannya di Barcelona, Spanyol, masalah tambah runyam akibat adanya hubungan antar mereka yang ternyata belum selesai dari masa SMA. Masing-masing dari mereka pun berangkat dengan misi mencari jawaban atas semua pertanyaan yang tersimpan dari mereka SMA.
Buku ini favorit saya karena berhasil menggabungkan tema traveling dan romance. Keempat penulis yang ada dalam buku ini (Adhitya Mulya, Ninit Yunita, Alaya Setya, Iman Hidajat) berusaha membuat kisah yang berbeda dan sejalan dengan tema utama buku ini yaitu traveling.

The Naked Traveler
Buku ini juga favorit saya karena membahas tentang pengalaman Trinity selama traveling ke berbagai tempat. Gaya bahasa yang asik dan ringan membuat kita betah membaca travel journal Mbak T.
Pertama kali saya baca buku ini yaitu waktu saya SMA dan waktu itu baru ada buku TNT yang pertama yang masih ber-cover biru. Saya ambil buku ini dari rak buku di Gramedia dan tertarik setelah membaca sinopsis yang ada di belakang buku. Waktu itu juga buku ini belum begitu booming seperti saat ini, yang sudah terbit hingga berseri-seri dan juga waktu itu buku-buku tentang traveling masih sangat sedikit. Salut, deh, sama penulisnya yang menjadi pelopor buku traveling.


buku pertama

Have A Sip Of Margarita: Love, Life, Journey, After Orchard, dan Excuse Moi
Kalian pasti belum begitu familiar dengan nama Margarita Astaman, kalau sudah pasti kalian setidaknya pernah membaca salah satu bukunya.
Jadi Have A Sip Of Margarita itu buku pertama yang saya baca dari Margarita Astaman. Saya membaca buku ini dari seorang teman waktu SMA. Cerita di buku-buku Mbak Margie ini witty dan blak-blakan. Hal yang sama juga ditemukan di buku After Orchard dan Excuse Moi.
After Orchard saya beli setelah saya suka dengan buku Have A Sip Of Margarita. Buku ini menceritakan pengalaman Mbak Margie selama menjadi mahasiswa Singapura di NTU dan realita menjadi seorang Singapura yang selama ini tertutup oleh kabut utopia negara tersebut. Sedangkan Excuse Moi bercerita tentang pengalaman Mbak Margie mengenai hal-hal yang terjadi pada dirinya hanya karena identitasnya sebagai seorang keturunan Cina.
Membaca tulisan Margarita Astaman seperti minum margarita, kecut, pedas, tapi segar dan manis.

Totto-Chan & Totto-Chan's Children
Saya disarankan membaca buku ini sebenarnya sudah lama yaitu oleh guru Bahasa Inggris waktu di SMA. Tapi saya baru membacanya waktu kuliah, di semester 6 lagi, telat banget ye.
Buku ini menceritakan the innocence of a little girl, Totto-chan, dengan hal-hal di sekitarnya. Dalam buku ini menceritakan tentang sistem pendidikan Tomo Gakuen yang berbeda dan menimbulkan pertanyaan kenapa sistem yang sama nggak diterapkan di sekolah-sekolah?
Sedangkan buku Totto-Chan's Children bercerita tentang pengalaman Tetsuko Kuroyanagi selama menjadi Duta Kemanusiaan untuk UNICEF. Beliau berkeliling dunia melihat permasalahan-permasalahan yang terjadi di tiap daerah dan bertemu dengan anak-anak yang terkena dampak dari permasalahan tersebut.
Buku ini favorit saya karena mengingatkan tentang kepolosan menjadi anak kecil lagi.



To Kill A Mocking Bird
Buku lain yang membahas tentang the innocence of a little girl, Jem. Buku ini membahas bagaimana rasisme bukanlah hal yang dimiliki seorang manusia dari kecil, rasisme tumbuh karena lingkungan di sekitarnya. Buku ini bagus sekali karena jalan ceritanya yang sangat kuat ditambah karakter-karakter yang mudah membuat kita jatuh cinta.

"Shoot all the blue jays you want, if you can hit 'em, but remember it's a sin to kill a mockingbird." That was the only time I ever heard Atticus say it was a sin to do something, and I asked Miss Maudie about it. "Your father's right," she said. "Mockingbirds don't do one thing except make music for us to enjoy."

Saya bisa bilang jika Harper Lee adalah one badass writer karena beliau berhasil men-tackle isu rasisme lewat sudut pandang anak kecil. Tidak heran jika buku ini menjadi karya literatur yang paling banyak dibaca.



The Winner Stands Alone
Buku karangan Paulo Coelho ini buku favorit saya karena jalan cerita yang unik.
Buku ini berlatar Festival Film Cannes di Perancis dan menceritakan masa lalu karakter-karakter yang ada di dalamnya yang menjadi alasan terjadinya konflik utama dalam buku. Igor, tokoh utama yang seorang milyuner dari Rusia; Hamid, fashion magnate dari Timur Tengah; Gabriella, aktris yang berjuang untuk mendapatkan peran utama; Savoy, detektif yang ambisius; Jasmine, model yang tengah bersinar; dan Ewa, mantan istri Igor yang sekarang berhubungan dengan Hamid.
Diceritakan penuh ketegangan dalam periode waktu 24 jam membuat buku ini berbeda dari buku-buku yang pernah saya baca.

Rectoverso
Buku karangan Dewi Lestari yang merupakan kumpulan narasi-narasi dari tiap lagu di albumnya. Saya suka buku ini karena Dewi Lestari mampu membawa perasaan pembaca hanyut dalam kisah yang terjalin dalam setiap narasi. Favorit saya adalah Firasat, Malaikat Juga Tahu, Hanya Isyarat, dan Back To Heaven's Light. Jujur saya sebenarnya suka semua narasi yang ada di Rectoverso ini apalagi pemilihan kata Dee yang cemerlang dan jernih. Aaa... Dee, i want to thank you for writing this book.

Jadi itu dia beberapa buku-buku favorit saya, mungkin seiring berjalannya waktu daftar ini akan bertambah dan mungkin akan ada part 1, part 2.
Saya sangat suka membaca dan saya harap kamu mengerti obsesi saya dengan buku.

saran

1 comments:

Maria said...

iiih... alga.. aku juga lagi nyusun kerangka buat nulis tentang buku di blog. wkwkwkwk...
Harry Potter emang ga ada matinya hahaha

Post a Comment