11/02/2016

Memories of UGoReach 2015

Jadi ceritanya saya pernah ikut kegiatan summer school di UTeM (Universiti Teknikal Malaysia Melaka). Sebenernya saya ikut program summer school ini sudah lama, waktu bulan Agustus 2015 kemarin. Tapi karena sepulang dari summer school itu saya sibuk nyekrispi, lho kok nyekrispi, ayam goreng dong (selera humormu, Ga... ikut-ikutan krispi juga). Jadi sepulang dari summer school itu saya sibuk nyekripsi dan hampir nggak ada waktu buat kamu nulis. Dan akhirnya sekarang ada waktu nulis, soalnya nganggur *font-nya mendadak kecil*
Awalnya saya mau nulis pengalaman saya ikut summer school ini yang dibagi per hari, tapi lama-lama kok saya sendiri yang capek dan itu banyak sekeles (((sekeles))) yang harus ditulis secara per hari ya. Sampai saya berencana membagi tulisan nanti pake part-part-an gitu deh, halah. Tapi karena alasan capek dan berat itu tadi akhirnya saya memutuskan disingkat saja tulisannya.

Summer school ini lebih pendek waktunya daripada student exchange. Saya bahkan dikira temen-temen bakal ngabisin satu semester di Malaysia. Hm, sepertinya mereka belum tahu perbedaan antara summer school dengan student exchange.
Jadi saya ikut program summer school dari UTeM yang bernama UGoReach 2015 ini selama 2 minggu.  Jadilah selama 2 minggu itu saya tinggal di Malaysia sebagai TKI. Meskipun hanya 2 minggu tapi ini merupakan salah satu pengalaman berharga bagi saya dan berikut adalah beberapa pengalaman saya waktu UGoReach:

Pertama kali ke luar negeri sendirian
Sebenernya ini adalah kali kedua saya pergi ke Malaysia. Kali pertama adalah saat saya Studi Ekskursi (SE) bareng temen-temen seangkatan, waktu itu hanya 3 hari 2 malam jadi kurang greget. Kali kedua ini pengalaman baru bagi saya karena saya tidak bareng-bareng riweuh satu angkatan, tapi saya pergi seorang diri (halah wes byasa dewean ae, Ga...). Selain pergi seorang diri, ini juga pertama kalinya saya tinggal dalam jangka waktu yang cukup lama di negeri seberang sebagai TKI.

Pertama kali merasakan bagaimana transit >24 jam di bandara
Transit di bandara itu enak kalo fasilitasnya lengkap dan gratis kayak di Bandara Changi, Singapura. Inilah hal yang saya dapet dari merasakan bagaimana transit di bandara.
Jadi sewaktu berangkat saya masih harus transit dulu selama 3 jam di Bandara Changi sebelum melanjutkan penerbangan ke Malaysia. Saya tiba di sana kucluk-kucluk kayak anak alay. Sudah lama juga, terakhir saya berjumpa Bandara Changi tahun 2009. Waktu itu juga, saya belum sadar kalo Bandara Changi itu ternyata luas dan bersih sekali.
Waktu transit yang "hanya" 3 jam itu saya manfaatkan buat keliling Changi, nyari makan, wifi-an gratis (tinggal ke bagian informasi aja nanti dikasih password-nya, oh iya tunjukkan paspor kamu ya), dan tidur-tiduran di conveyor belt kursi santai yang ada banyak di Changi.
Berbeda dengan sewaktu saya pulang, yang saya harus transit dulu di Changi selama 19 jam sebelum melanjutkan penerbangan ke Surabaya. Ya begitulah kalo pengennya dapet tiket murah hehehe.
Waktu transit yang 19 jam itu sempet bikin mati gaya sih. Tapi ini bisa dimanfaatkan buat ikut tur gratis dari Changi buat yang punya waktu transit 5,5/6 jam. Jadilah saya ikut tur gratis selama 2,5 jam tersebut, waktu itu saya mengambil tur Heritage sore hari dan kebanyakan peserta tur ini adalah bule-bule berkaki panjang yang jalannya cepet banget.
Setelah ikut tur itu ngapain dong? Ya cari makan (laper habis ikut tur), setelah itu saya keliling Changi lagi tapi kali ini lebih mengeksplor (bahkan sampai pindah-pindah terminal naik Sky Train yang gratis itu), habis itu cuci muka, gosok gigi, terus tidur. Saya tidur di kursi-kursi yang panjang dan nyaman banget buat tidur (emang disediakan Changi), hanya yang nggak bikin nyaman adalah AC bandara yang entah kenapa semakin malam semakin dingin. Waktu saya mencari kursi malas buat tidur ini, saya kaget ternyata sudah penuh oleh orang-orang, bahkan ada yang bawa bantal dan selimut (nggak tanggung-tanggung itu selimut apa seprei...). Saya sama temen saya itu sampai menunggu agak lama biar kebagian kursi. Setelah kebagian kursi saya pun tidur dan bangun pagi harinya buat melanjutkan penerbangan setelah sebelumnya boker dulu.

sekalian mampir Singapura

Bertemu teman-teman asing 
Jadi ada 10 mahasiswa lain (selain saya dan Erlia, perwakilan ITS) yang ikut program ini ditambah 10 buddy friends dari UTeM.
Buddy friends ini ada Baim, Ray, Fahmi, Ira, Hazira, Soleh, Wan, Zaty, Nisa, dan Farah (yang terakhir ini gabut banget anaknya ups).
10 mahasiswa ini terdiri dari 2 mahasiswa dari Semarang yaitu Gilang dan Arif, 1 mahasiswa dari Jogja yaitu Dian (cowok lho ini), dan 1 mahasiswi dari Bandung (Tiara). Sisanya yaitu teman-teman dari Korea dan Turki, mereka adalah Soo Bin Lee atau Soo, Bin Hui Lee atau Bini, Kyoung Jin Kim atau Kim, dan Chung Jun Yeob atau Jun (Korea) serta Damla Turker atau Damla dan Muhammad atau Muhammad (Turki).
Ini kali pertamanya juga saya bertemu teman-teman dari negara lain dan bersama mereka dalam jangka waktu yang cukup lama. Saya awalnya mengira kalo saya bakalan susah bergabung dengan mereka. Ternyata itu tidak terbukti, mereka adalah teman-teman yang kuoplak banget, padahal baru kenal juga! Kita juga punya selera humor yang sama dan tidak jaim cenderung malu-maluin.
Saya ingat waktu itu kami main games di kamar Gilang dan Jun dan juga di kamar saya. Games yang kami mainkan games dari Korea yang sukses bikin kamar jadi berantakan dan gaduh padahal itu sudah lewat tengah malam! Selain games di kamar ini, kami juga main games sewaktu kita menginap di homestay. Saat games ternyata teman-teman Korea ini total dan liar sekali dalam bermain, seperti kalo kamu pernah liat di acara-acara reality show Running Man, persis sekali!
Saya ingat waktu itu setelah main games di kamar, teman-teman Korea mengajak kami lanjut ke swimming pool yang ada di hotel. Waktu itu saya sudah capek dan mau beres-beres kamar saja. Tapi saya tetep dipaksa bahkan diceburin Jun ke kolam renang dengan masih pake baju lengkap! Alhasil cucian saya tambah banyak hahaha.
Selain itu kami juga suka guyon receh dan ternyata ada cinlok-cinlokan gitu deh hihihi, bahkan sampai drama-drama-an nggak suka sama anak ini, anak itu. Waduh lama-lama kita bikin reality show ala-ala Big Brother bisa juga nih.

welfie pertama selama UGoReach, ayo tebak nama kami masing-masing
menjadi buruh mengunjungi Halal Hub (industri makanan halal di Malaysia)
berenang di swimming pool hotel, gratisss
renang setelah main games di kamar padahal udah jam 1 malem!
sempit-sempitan naik mobilnya Ray (ceritanya mau ke Jonker Street)
waktu di Jonker Street

Cerita makan
Kegiatan saya selama summer school ini kebanyakan adalah mangan (dan turu) selain mengikuti kegiatan-kegiatan summer school yang super padat. Selama di Malaysia, saya enak-enak saja makannya karena masakannya enak-enak juga. Beda bagi Arif dan Gilang yang bilang rasa masakan Malaysia aneh dan kurang cocok sama lidah mereka. Makanan favorit saya di Malaysia itu nasi lemak sama chicken chop, ini hawuenak tenan!
Jadi sarapan sama makan siang udah disediain dari UTeM, kadang prasmanan kadang dalam bentuk boks (karena kadang pas waktu sarapan sama makan siang itu lagi perjalanan pindah tempat, jadinya dikasih boks ya keles prasmanan di dalem bis).
Nah seringkali kita pas malam masih lapar walaupun sudah dikasih boks dari UTeM. Jadi pergilah kita keluar cari makan. Ada temen yang pernah cobain warung Malaysia di daerah situ, murah sih (kata mereka porsinya banyak kayak penyetan deket kampus), tapi... nggak ada rasanya.
Saya juga pernah diajak keluar naik mobil salah satu buddy friends buat nyobain Coconut Shake dan ini enaaaaak bangettt. Tapi itu kan cuma mimik-mimik aja kurang kenyang. Dan pilihan kita kalo lapar darurat tengah malam adalaaah... KFC *yailah jauh-jauh ke Malaysia ujung-unjungnya kaepci*. KFC dipilih karena kebanyakan dari anak-anak UGoReach cocok sama rasanya dan pilihannya banyak. Jadilah KFC ini tempat nongkrong anak UGoReach hampir tiap malam biarpun jaraknya jauh banget dari hotel.
Saya ingat waktu itu pernah ke sana waktu jam makan malam orang-orang Malaysia dan begitu masuk KFC antriannya emboookkk panjang gila, tapi karena lapar banget saya tetap antri sama Jun. Ada pengalaman menarik di KFC ini, jadi waktu itu saya dan teman-teman Indonesia (Malaysia juga) lainnya kan biasa ya makan pake tangan sambil lahap makannya sampai temen-temen Korea speechless. Kemudian kami pun mengajari mereka makan pake tangan, muluk gitu. Jun sampai bilang,"I think this is really fun but it is so hard!". Sulit gimana sih, wong gampang gini, menurut saya yang lebih sulit itu belajar bahasa Korea (ora takok, Ga *dikeplak rame-rame*).
Cerita lainnya yaitu saat kami semua sudah selesai makan. Saya dan teman-teman Indonesia (Malaysia juga) begitu selesai kan biasanya sisa-sisa makan ditinggal begitu saja di meja, tapi beda dengan teman-teman Korea yang langsung membawa nampan mereka ke tempat sampah terus mengembalikan nampan mereka ke kasir. Wah saya salut sama mereka, budaya bersihnya bagus sekali *jadi malu*.


waktu makan di UTeM

waktu makan di homestay

Jangan pernah ikut river cruise di siang hari
Waktu itu hari pertama setelah game dan makan siang, kami pun dibawa ke Melaka River Cruise untuk melihat-lihat permukiman Melaka sambil menyusuri sungai. Bangunan-bangunan di Melaka ini cantik-cantik perpaduan arsitek Peranakan dan Eropa, tak heran Melaka pun menjadi salah satu World Heritage-nya UNESCO.
Di kapal ada pemandu yang siap menerangkan lewat speaker tapi nggak ada orangnya alias diputer lewat kaset gitu. Pemandu ini bisa dua bahasa, Inggris dan Melayu, keren sekali.
Saya mikir river cruise ini bagus apabila kamu naiknya malam hari saja saat lampu-lampu bangunan dinyalakan pasti sangat cantik. Tidak kayak saya sekarang saat matahari panas-panase kenthang-kenthang. Siang-siang panas-panas begini ditambah sepoi-sepoi angin dari kapal membuat mata saya mengantuk. Bangunan-bangunan cantik di sisi sungai tidak membantu, mata saya berat. Saya melihat sekeliling kapal eh ternyata yang lain juga ngantuk kriyip-kriyip, bahkan ada yang sudah pulas.
Kasak kusuknya, teman-teman pun mengakui kalo river cruise ini sangat membosankan sekali dan masuk ke acara paling nggak jelas dalam UGoReach.

bersiap tidur eh river cruise

Potong rambut di Malaysia
Apa bedanya potong rambut di Malaysia dengan di Indonesia?
Jadi ceritanya waktu berangkat ke Malaysia itu rambut saya itu udah panjang, bukan panjang yang gondrong gitu tapi panjang yang cukup risih. Sampai hari kelima saya sudah tidak tahan lagi dan pengen potong rambut. Awalnya saya mau potong di potong rambut India deket hotel sama Arif dan Gilang, tapi kami pun mengurungkan niat itu karena takut nanti nggak cocok. Akhirnya saya tanya ke Baim, salah satu buddy friends, potong rambut yang bagus dimana. Saya pun dikasih tahu buat digoreng, eh maksudnya dikasih tahu ada yang lumayan deket asramanya.
Sepulang dari acara hari itu yaitu keliling Kuala Lumpur dan Putra Jaya, saya ditemani Baim dari bis langsung turun di asramanya Baim. Ternyata abang potong rambutnya pake Bahasa Melayu guys (ya iyalah yaaa), abangnya juga bilang kalo dia suka pesen pomade ke Bandung. Saya jadi takut kalo potongannya salah tidak sesuai dengan keinginan gara-gara masalah bahasa, tapi untunglah ada Baim. Selesai potong rambut ternyata hasilnya bagus dan kekinian banget. Besoknya potongan rambut saya dipuji-puji temen-temen UGoReach katanya saya terlihat fresh *gaya*.

waktu di Putrajaya
the girls

Well, sebenernya masih ada banyak lagi pengalaman saya selama UGoReach, tapi saya capek ngetiknya, halah. Akhirnya tulisan pengalaman selama UGoReach jadi part-part-an juga (dasar tidak konsisten kau Alga!). Nanti kalo saya udah nggak males lanjut lagi ya ceritanya.

0 comments:

Post a Comment